JAKARTA - Aiptu Nanik Yuliati, seorang Polwan di Polres Nganjuk, Polda Jatim terkesan sama seperti Polwan-polwan lainnya.
Namun siapa sangka, anggota Bhabinkamtibnas ini berhati mulia. Selain mengabdi pada Polri, Aiptu Nanik juga mengabdi pada masyarakat di Nganjuk, Jawa Timur.
Pengabdian dan kerja kerasnya selama setahun belakangan ini, mengantar Aiptu Nanik mendapat penghargaan "Polmas Award" dari Kabarhakam, Komjen Putut Eko Bayuseno, Kamis (5/3/2015) lalu di PTIK, Jakarta Selatan.
Aiptu Nanik mendapat penghargaan karena menjadi motor penggerak dalam program Jawa Timur bebas pasung.
Sebanyak 17 orang warga Nganjuk bisa dibebaskan dari Pasung. Bahkan Aiptu Nanik juga membantu penderita penyakit tumor sebanyak 16 orang.
Diceritakan Aiptu Nanik, awal dirinya membebaskan warga yang dipasung ialah karena adanya program dari Gubernur Jawa Timur yang mencanangkan Jatim Bebas Pasung.
"Jadi awalnya dari Gubernur yang mencanangkan Jatim bebas pasung. Lalu Kapolres Nganjuk memerintahkan anggota Bhahinkamtibnas termasuk saya sesegera mungkin mendata warga masyarakat di Nganjuk yng menjadi korban pasung," tutur Aiptu Nanik.
Setelah didata, kemudian Aiptu Nanik melakukan pendekatan pada keluarga korban pasung untuk bisa melepaskan dan membawa korban pasung mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Saat pendekatan dengan keluarga, Aiptu Nanik mengaku butuh kesabaran ekstra menjelaskan pada keluarga.
Termasuk butuh beberapa kali pendekatan agar keluarga mau membebaskan dan bersedia keluaranya yang dipasung dirawat hingga sembuh di rumah sakit jiwa.
"Pendekatannya ke keluarga memang harus berkali-kali. Setelah itu baru korban pasung bisa dilepaskan dan dibawa ke ke rumah sakit," tegas Aiptu Nanik yang pernah pula dinas di Kutai, Kaltim selama 9 tahun itu.
Bahkan tugas Aiptu Nanik tidak hanya berhenti disitu, setelah dibawa ke RS, ia juga tetap mengontrol para korban pasung.
Terlebih para korban pasung yang sudah kembali ke masyarakat terus dibina dn dikontrol jika harus meminum obat secara rutin.
"Korban pasung yang tertangani ada 17. Yang sembuh dan kembai ke masyarakat ada dua. Termasuk saya juga berkewajiban mengontrol mereka minum obat dan memastikan mereka benar-benar mandiri setelah kembali ke masyarakat," ucap ibu dari tiga anak tersebut.
Atas penghargaan yang diterimanya, Aiptu Nanik mengaku sangaat bersyukur dan bangga. Ia pun mengaku akan tetap bersemangat membantu para korban pasung untuk bisa sembuh dan kembali hidup normal serta layak.
Untuk diketahui, Gubernur Jawa Timur Soekarwo secara resmi mencanangkan program "Provinsi Jatim Bebas Pasung" di Kabupaten Ponorogo, pada 2014 silam.
Peresmian dilakukan di Ponorogo karena daerah ini memiliki jumlah penderita gangguan jiwa (skizofrenia) dalam pasungan yang tertinggi dibanding daerah-daerah lain di Jatim.
Menurut Soekarwo, perlu langkah-langkah nyata untuk mensukseskan program bebas pasung di Jawa Timur, dengan membentuk dan mengoptimalkan peran puskesmas.
Dalam hal penanganan kasus pasien gangguan jiwa. Dimana puskesman menerima rujukan balik setiap penderita setelah dirawat di RSJ atau RS lainnya.
Selain itu, program lanjutan perlu dilakukan dengan memberikan pelatihan dan peningkatan kemandirian bagi penderita yang sudah dinyatakan sembuh.
sumber : http://www.tribunnews.com