Dampak putusnya Jembatan Sungai Kucir di Desa Bareng, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk benar-benar menyulitkan ribuan masyarakat. Warga tidak bisa leluasa lagi bepergian keluar desa yang terisolasi.
Malahan Minggu (1/2/2015) pagi ada peristiwa penyelamatan dramatik ibu hamil tua yang hendak melahirkan terpaksa ditandu melalui jembatan yang putus. Warga terpaksa melintasi jembatan yang kondisi telah kritis untuk menyelamatkan Ny Ika (30).
Ibu muda yang hendak melahirkan ini sebelumnya dirawat di Polindes Bareng. Namun karena ada indikasi bakal melahirkan sungsang, bidan desa kemudian merujuknya ke RSUD Nganjuk.
Namun masalah muncul karena jembatan Sungai Kucir telah putus. Kalau dibawa melalui rute alternatif juga terlalu jauh dan hanya dapat dilewati sepeda motor. Akibatnya warga kemudian nekat membawa Ny Ika dengan tandu melintasi jembatan putus.
Masyarakat yang menyaksikan evakuasi dramatik itu sempat was-was karena kondisi beton jembatan sendiri sudah miring hingga nyaris ambruk.
Selain itu, setelah putus badan jembatan juga miring dengan sudut kemiringan hingga 30 derajat sehingga sangat riskan dilalui.
Namun karena tidak ada jalan alternatif lainnya serta butuh penanganan sangat cepat untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya, terpaksa warga melintasi jembatan. Tentu saja lewat jembatan yang sudah putus butuh nyali yang kuat.
"Kami sempat trenyuh sampai dalam hati menangis saat menyaksikan proses evakuasinya," ungkap Purwoko, mantan Kades Bareng kepada Surya, Minggu (1/2/2015).
Setelah harap-harap cemas empat orang yang mengangkat ibu hamil dengan tandu akhirnya berhasil melintasi jembatan dengan selamat. Dengan kendaraan milik Purwoko, Ny Ika kemudian dibawa ke seberang jembatan melalui Desa/Kecamatan Sawahan kemudian dikirim ke RSUD Nganjuk.
"Informasi terakhir yang kami terima sudah melahirkan bayi laki-laki," tambahnya.
Warga sendiri kini tengah mencari solusi cepat untuk segera membuat jembatan darurat dari rangkaian bambu di sebelah jembatan yang terputus. Masyarakat bakal dikerahkan untuk mengumpulkan bambu petung untuk membuat jembatan darurat.
Menurut Purwoko, jembatan darurat ini akan secepatnya dibuat karena tidak ingin ada warga yang jadi korban akibat dampak jembatan putus. Masalahnya sudah ada beberapa warga yang nekat melalui jalan alternatif memutar sepanjang 20 km terjatuh dari motornya.
"Kami dapat laporan ada guru yang terjatuh karena sepeda motornya terpeleset. Jalan alternatif itu memang sulit dilalui kalau baru turun hujan. Selain itu rutenya harus memutar sejauh 20 km," ungkapnya.
Akibat jembatan putus itu ada ribuan warga yang terdampak yaknik seluruh warga Desa Bareng ada satu dusun warga Desa Margopatut. Kini warga kedua desa itu benar-benar terisolasi.
Penjelasan perangkat desa, Jembatan Sungai Kucir dengan panjang 25 meter dan lebar 4 meter pertama kali dibangun dari rangkaian kayu pada 1968. Kemudian pada 2007 dibangun dengan beton cor sehingga dapat dilintasi truk.
Namun karena diterjang banjir badang, tiang penyangga tengah jembatan miring setelah diterjang banjir. Kawasan lereng dan puncak Pegunungan Wilis dalam beberapa hari terakhir diguyur hujan lebat.
sumber http://www.tribunnews.com