Ekseklusif

Update Tiap hari

Select Menu
  • Home
  • Blogging
    • Tutorial Blogspot
    • CSS
    • jQuery
    • Widget
  • Tools
    • Font Awesome
    • HTML Editor
    • HTML Encrypter
    • Code Color
    • Responsive Cek
  • Sitemap
  • Static Page
  • Error Page
Home » Sejarah » Kematian Tan Malaka di Lereng Gunung Wilis

Wednesday, September 5, 2007

Kematian Tan Malaka di Lereng Gunung Wilis

admin
Add Comment
Sejarah
Wednesday, September 5, 2007
Kisah tentang Tan Malaka tak pernah usai. Misteri kematian Pahlawan Nasional ini baru terungkap setelah setengah
abad berlalu. Dengan ketekunan luar biasa, Harry A Poeze, sejarawan Belanda, menyusun buku tentang tokoh ini.
Jika sewaktu-waktu Presiden Ir Soekarno (Bung Karno) mengalami bahaya dan tidak dapat menunaikan tugas, harus
ada penggantinya. Dan, tokoh yang dipilih Bung Karno adalah Tan Malaka.
Tan Malaka sempat lolos dari tahanan bersama 50 gerilyawan anti-Belanda yang dipimpinnya. Namun, dia yang
berpisah dan bergerak dalam rombongan kecil, ditangkap Letnan Dua Soekotjo di Desa Selo Panggung, lereng Gunung
Wilis, Jawa Timur, yang berakhir dengan eksekusi.

Dia ditembak atas perintah Letnan Dua Sukotjo dari Batalyon Sikatan bagian Divisi Brawijaya yang terakhir
berpangkat Brigadir Jenderal dan pernah menjadi Wali Kota Surabaya.
Data tersebut diperoleh dari kesaksian pelbagai pihak seperti rekan gerilya Tan Malaka, anggota Batalyon Sikatan,
keterangan warga desa dan tokoh-tokoh angkatan 1945,” kata Harry A Poeze yang memulai riset Tan Malaka
sejak tahun 1980. Poeze yang ditemui di Jakarta, Jumat (27/7), menjelaskan Tan Malaka ditembak mati tanggal 21
Februari 1949.
Tokoh yang perjalanannya ditulis Poeze, akan diluncurkan Senin (30/7) di Jakarta, dalam edisi Bahasa Indonesia. Buku
ini akan beredar dalam enam jilid yang terbit selama enam tahun.
Tan Malaka atau Sutan Ibrahim bergelar Datuk Tan Malaka lahir 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Suliki,
Sumatera Barat. Saat datang ke Semarang, dia menjadi akrab dengan Semaun yang sepikiran untuk membentuk
generasi baru lewat pendidikan di sekolah. Langkah Tan Malaka digagalkan pemerintah Hindia Belanda dengan
membuangnya ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 1922, setelah aktivitasnya di PKI menguat.
Dalam sebuah diskusi tentang sosok ini tujuh tahun lalu, Hadidjojo Nitimihardjo (Ketua Umum Partai Murba), Alex Paath
(Sekjen Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia '66), dan Burhan Magenda (anggota DPR RI, saat itu) sepakat
menyebut Tan Malaka sebagai salah satu pemikir dan pejuang besar Indonesia. Sebagai pejuang angkatan 1920-an,
Tan Malaka, Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan lain-lain, adalah para pemikir yang mendalami ideologi-ideologi besar dunia,
sehingga terlalu sempit untuk mengatakan Tan Malaka adalah seorang Marxis.
Karya puncak pemikiran Tan Malaka dalam Madilog (materialisme, dialektika, logika), melukiskan bagaimana dia
menggeluti berbagai agama. Nilai-nilai Marxisme dia ambil secara selektif dan didasari dialektika dengan pemikiran-
pemikiran lainnya, bahkan Tan Malaka pun memperhitungkan faktor-faktor masyarakat di sekitarnya.
Tokoh penuh pemikiran ini ditangkap dan dijebloskan penjara pada 1946. Tetapi setelah peristiwa Madiun 1948, dia
dikeluarkan begitu saja. Tak menunggu lama Tan Malaka kemudian merintis pembentukan Partai Murba, 7 November
1948 di Jogjakarta. Tetapi Februari 1949 dia menghilang. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No 53, yang
ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 Tan Malaka ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Harry Poeze yang juga Direktur KITLV Press (Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara)
menambahkan, eksekusi yang terjadi selepas Agresi Militer Belanda ke-2 itu didasari surat perintah Pangdam Brawijaya
Soengkono dan Komandan Brigade-nya Soerahmat. Seruan Tan Malaka yang menilai penahanan Bung Karno dan Bung
Hatta di Bangka menciptakan kekosongan kepemimpinan serta enggannya elite militer bergerilya dianggap membahayakan stabilitas.
Meskipun fokus utama buku Poeze adalah tokoh Tan Malaka, namun dengan cukup detail Poeze mengungkap situasi
konkret menjelang dan sekitar Proklamasi Kemerdekaan.
Menurut Poeze, Menteri Sosial Republik Indonesia sudah setuju untuk mengerahkan tim forensik mencari sisa jenazah
Tan Malaka. Tan Malaka sempat dijuluki Bapak Repoebliek Indonesia selepas pertengahan 1920-an karena
menerbitkan buku Naar Repoebliek Indonesia (Menuju Repoebliek Indonesia) dalam Bahasa Belanda dan Melayu tahun
1924 di Kanton (sekarang Guang Zhou), Tiongkok.
Putra pertama almarhum R Soekotjo, Wahyono, ketika dikonfirmasi tentang pernyataan sejarawan Belanda Harry A
Poeze ini mengaku belum bisa berkomentar. Ia masih akan mengumpulkan cerita tentang perjalanannya orangtuanya
selama menjadi anggota TNI. “Untuk sementara saya belum bisa cerita,” katanya. jho/kcm

Share

Like

G+

Tweet

Tweet
0 Komentar untuk "Kematian Tan Malaka di Lereng Gunung Wilis"

Add Comments

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Week

  • Satpol PP Siaga 24 Jam, Paska penertiban PKL di alun-alun Nganjuk
    Satpol PP Siaga 24 Jam, Paska penertiban PKL di alun-alun Nganjuk
    NGANJUK – Sejak kemarin, Alun-Alun Nganjuk bersih dari pedagang kaki lima (PKL). Ratusan PKL yang biasanya mengelilingi ruang publik di pus...
  • Pembangunan Bendungan Semantok, Pemkab Nganjuk Tak Perlu Ganti Hutan
    Pembangunan Bendungan Semantok, Pemkab Nganjuk Tak Perlu Ganti Hutan
    Pembangunan Bendungan Semantok NGANJUK - Pemkab tak perlu repot-repot lagi mencarikan lahan sebagai pengganti area hutan PT Perhutani yang ...
  • MIN Kedungombo Sukses Raih Juara Umum
    MIN Kedungombo Sukses Raih Juara Umum
    TANJUNGANOM – Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kedungombo kembali menorehkan prestasi gemilang. Dalam lomba yang diselenggara...
  • Dinsosnakertrans Nganjuk Bakal Cek Ulang Pabrik
    Dinsosnakertrans Nganjuk Bakal Cek Ulang Pabrik
    Kasus kedatangan rombongan pekerja Tiongkok untuk proyek tol di Nganjuk, menjadi pelajaran penting bagi pihak Dinas Sosial, Tenaga Kerja d...
  • Jembatan Kelutan, Pemeliharannya masih jadi tanggungan PT Brahmakerta Adiwira
    Jembatan Kelutan, Pemeliharannya masih jadi tanggungan PT Brahmakerta Adiwira
    NGANJUK-Pemeliharaan Jembatan Kelutan tak langsung menjadi tanggungan Pemkab Nganjuk. Setidaknya, dalam waktu enam bulan ke depan setelah...
  • e-ktp tidak perlu lagi diperpanjang, meski sudah habis masa berlakunya
    e-ktp tidak perlu lagi diperpanjang, meski sudah habis masa berlakunya
    NGANJUK- Kartu tanda penduduk elektronik(E-KTP)-nya belum tercantum keterangan berlaku seumur hidup tak perlu khawatir. Sebab, Kementerian...
  • 8 Makanan Khas Nganjuk Yang Terkenal
    8 Makanan Khas Nganjuk Yang Terkenal
    Pernahkah anda bepergian ke Nganjuk? Nah kali ini kita akan membahas makanan khas yang ada di nganjuk, Nganjuk sendiri adalah sebuah kabup...
  • Sepak Bola Muda Indonesia Nganjuk, Resmi Bentuk Nganjuk Sportivo 2015
    Sepak Bola Muda Indonesia Nganjuk, Resmi Bentuk Nganjuk Sportivo 2015
    Setelah sebelumnya menggelar liga internal untuk menjaring pemain berbakat, kali ini akademi sepak bola Indonesia Muda (IM) menelurkan tim ...
  • Bekuk Wanita Pelaku Penggelapan Mobil
    Bekuk Wanita Pelaku Penggelapan Mobil
    TANJUNGANOM – Kunti Nuraini alias Siti Fatima, 39, seorang ibu rumah tangga asal Desa Cepoko, Kecamatan Berbek, sungguh nekat. Perempuan ya...
  • Petani Prambon Tewas Tersambar Petir
    Petani Prambon Tewas Tersambar Petir
    PRAMBON –Imam Syafi’i, 45, urung memanen tanaman padinya yang mulai menguning. Petani asal Dusun Sugihwaras Suko, Desa Sugihwaras, Kecamata...

Labels

Artikel Nganjuk Wisata Nganjuk

Blog Archive

  • ►  2016 (125)
    • ►  February (115)
    • ►  January (10)
  • ►  2015 (33)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (14)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  July (2)
  • ►  2013 (9)
    • ►  August (1)
    • ►  July (8)
  • ►  2012 (10)
    • ►  October (7)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2008 (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2007 (17)
    • ►  October (1)
    • ▼  September (9)
      • SEJARAH TERBANGUNNYA MONUMEN DR.SOETOMO
      • RIWAYAT MAKAM MBAH GEDHONG NGLUYU
      • Mbah Ngaliman
      • Wayang timplong Nyampe Jakarta
      • Di Pedesaan Nganjuk,Wayang Timplong Masih Bernapas
      • Wayang Krucil Nganjuk Asing Di Daerah, Dikenal Di ...
      • Kematian Tan Malaka di Lereng Gunung Wilis
      • Jatuh Bangun Seni Tayub
      • Fendik Sudandar, Loper Koran Jadi Pengusaha
    • ►  August (7)
Powered by Blogger.

Entri Populer

  • 8 Makanan Khas Nganjuk Yang Terkenal
    Pernahkah anda bepergian ke Nganjuk? Nah kali ini kita akan membahas makanan khas yang ada di nganjuk, Nganjuk sendiri adalah sebuah kabup...
  • Lowongan Kerja WOM Finace Cabang Nganjuk
    PT WOM finance, tbk Cabang Nganjuk Membuka kesempatan bagi anda/teman/saudara/dll untuk mengisi posisi: 1. Marketing Agent Officer Mobilku S...
  • Satpol PP Siaga 24 Jam, Paska penertiban PKL di alun-alun Nganjuk
    NGANJUK – Sejak kemarin, Alun-Alun Nganjuk bersih dari pedagang kaki lima (PKL). Ratusan PKL yang biasanya mengelilingi ruang publik di pus...

Kontak Kami

Name

Email *

Message *

© Ekseklusif Published By Kaizen Templates powered by Blogger.com.
All Right Reserved By .