Semburan lumpur tiba-tiba muncul Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Lokasi semburan lumpur itu berdekatan dengan komplek SMP Negeri 2 Gondang, Nganjuk. Bangunan sekolah tersebut kini terancam ambles. Lumpur yang terus keluar mengakibatkan permukaan tanah di sekitar lokasi ambles sekira 90 cm. Sejauh ini belum diketahui pasti apa penyebab munculnya lumpur di sekitar SMP Negeri 2 Gondang tersebut.
"Kita khawatirnya semburan akan meluas ke gedung sekolah dan mengambleskan tanah yang ada, " ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Gondang Noorcholis kepada wartawan, Kamis (7/5/2015).
Jarak semburan lumpur dengan ruang ketrampilan SMP Negeri 2 Gondang hanya terpaut empat meter. Uniknya, volume lumpur yang menyembur tergantung intensitas curah hujan.
Bila hujan turun deras, lumpur yang keluar semakin besar. Lumpur bercampur air naik ke permukaan tanah setiap 60 menit sekali.
"Kalau hujan berhenti, semburan juga ikut berhenti. Bahkan genangan lumpur terserap ke dalam pusat semburan," terangnya.
Kondisi ini sudah berlangsung sekitar sepekan. Saat ini, ke dalaman titik semburan diperkirakan mencapai enam meter. Sementara genangan lumpur terus terjadi perluasan.
"Kalau tidak juga berhenti, lama-lama seluruh kawasan belajar mengajar bisa tergenangi lumpur," pungkas Noorcholis.
Informasi yang dihimpun, pusat semburan dulunya adalah bekas lokasi sumur bor. Saat terjadi eksploitasi sumber daya alam di lokasi tersebut, bangunan sekolahan belum ada dan sebagian besar masih berupa hutan semak belukar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk Sukoenjono, mengaku belum bisa memastikan jenis semburan yang terjadi.
Ia berharap semburan lumpur hanya sebagai dampak tingginya intensitas curah hujan yang menstimulan naiknya air dasar tanah.
"Analisa ini mengacu pada tingginya semburan di saat hujan deras. Kita tunggu apakah pada musim kemarau nanti semburan ikut berhenti atau tidak, " jelasnya.
Saat ini, aparat kepolisian setempat sudah memasang police line di sekitar lokasi semburan lumpur. Sebab dikhawatirkan akan diakses anak-anak sekolah untuk bermain.
Meski semburan lumpur dipastikan tidak diikuti aroma gas, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadainya.
"Tidak ada aroma gas yang keluar. Kendati demikian tetap harus diwaspadai, " pungkasnya.