Ekseklusif

Update Tiap hari

Select Menu
  • Home
  • Blogging
    • Tutorial Blogspot
    • CSS
    • jQuery
    • Widget
  • Tools
    • Font Awesome
    • HTML Editor
    • HTML Encrypter
    • Code Color
    • Responsive Cek
  • Sitemap
  • Static Page
  • Error Page
Home » Berita Nganjuk » Wisata Nganjuk » Tradisi Mengarak Dua Waranggana (Legenda Gunung Perahu – Ngluyu)

Friday, July 26, 2013

Tradisi Mengarak Dua Waranggana (Legenda Gunung Perahu – Ngluyu)

admin
Add Comment
Berita Nganjuk, Wisata Nganjuk
Friday, July 26, 2013
illustrasi
Suasana pagi hari penuh suka cita bagi warga Desa Bajang, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk waktu itu. Bahkan beberapa hari sebelumnya, suasana sudah penuh kegiatan yang lain dari hari hari biasanya. Seperti dilakoni, Suminah, (45) warga setempat dua hari telah menyiapkan perlengkapan sesaji yang bakal digunakan untuk kegiatan rituan arak-arakan dua pesinden ke Gunung Perahu. Suminah adalah salah satu dari penduduk desa setempat yang turut memeriahkan ritual tahunan, warga yang lain pun menyambut dengan aktifitas yang sama. "Semua warga sini kalau waktunya ngarak sinden (waranggana-red) pasti membuat persiapan, terutama sesaji yang akan dibawa ke Makam Mbah Dampu Awang," tutur Suminah.
Menurut pantauan Anjukzone, setiap tahun di desa lereng Gunung Kendeng ini memang selalu menyelenggarakan kegiatan ritual mengarak (mengantar ramai-ramai-red) dua orang waranggana ke Gunung Perahu. Konon menurut cerita salah satu perangkat desa, Mardi, ritual arakan dua sinden selelau dilangsung setiap tahun usai musim panen padi, selalu melaksanakan kegiatan ritual berupa arak-arakan dua pesinden menuju puncak Gunung Perahu. Di puncak gunung tersebut merupakan tempat di mana cikal-bakal terjadinya Gunung Perahu di Desa Bajang, Dampu Awang dimakamkan.
Menurut Mardi, ritual ngalab berkah tersebut sudah menjadi tradisi tahunan warga pegunungan Kendeng. Selain untuk nguri-nguri budaya leluhur, warga bertujuan Desa Bajang Khususnya, umumnya Kecamatan Ngluyu dan Kabupaten Nganjuk terhindar dari seluruh bencana."Ini merupakan tradisi tahunan warga,selain untuk melestarikan budaya nenek moyang,juga untuk ngalab berkah kepada tuhan yang maha esa,dengan cara melakukan ritual di makam Dampu Awang mas," tutur Mardi ditemu di sekitar lokasi ritual.
Keeunikan dari ritual tersebut, ratusan warga berkumpul dirumah salah satu tokoh desa dengan membawa sejumlah sesaji diantara bunga tuju rupa, ayam panggang nasi tumpeng dan beberapa persyaratan lain pada pagi hari, saat mentari pertama kali muncul dan menyapa cakrawala, wargapun berbondong mendaki puncak gunung perahu yang berjarak sekitar 3 kilometer dengan diringi musik mulut dan dua orang sinden yang cantik lengkap dengan pakaian adat jawa (kebaya/ sanggul/ selendang serta mengenakan kain jarik untuk bagian bawahanya)
Mulai dari anak-anak remaja hingga orang dewasa,m tidak perduli tokoh terpandang sampai warga yang kemungkinan hidup kekurangan, berjalan bersama-sama menuju puncak gunung, rasa lelahpun seakan bukanlah menjadi sebuah halangan bagi masyarakat pegunungan Kendeng, Sekitar 30 menit melakukan perjalanan dijalan setapak diantara perbukitan hijau yang terjal sampailah warga pada sebuah tempat yang terlihat sakral, sebuah pohon besar dengan akar-akar yang muncul dipermukaan tanah menjadi lokasi tersebut terlihat sangat alami jauh dari kemunafikan tangan jahil manusia.
Dua sinden yang semula diarak dengan keringat yang nyaris melunturkan bedaknya, dengan penuh semngat melatunkan tembang-tembang jawa, puluhan panjak (musisi gamelan) yang mengiringinyapun memberi warna tersendiri, pasalnya bukanya alat musik yang digunakan sebagai instrument melainkan mulut mereka dengan dibantu sebuah megaphon layaknya mahasisiwa saat melakukan aksi demo. Perwakilan warga yang bertugas menjadi perantara ritual memberikan sesaji serta mahar kepada juru kunci makam Dampu Awang, ritualpun dimulai ratusan warga dengan penuh khidmat menyampaikan keinginan mereka masing-masing kepada sang pencipta di lokasi sakral tersebut.
Ada yang meminta keselamatan keluarganya, kesembuhan dari penyakit yang diderita, diperlancar usaha atau pekerjaanya, panen melimpah bagi para petani, serta kelancaran kelulusan putra-putri mereka yang sedang menempuh ujian nasional, " Minta keselamatan keluarga semoga rezeki kami lancar,anak-anak bisa sekolah lagi setelah lulus dari Unas mas," kata Darmini salah satu warga yang mengikuti ritual. Sedangkan sejarah singkat Dampu Awang sendiri menurut Mardi, dahulu hamparan hutan di puncak gunung perahu tersebut adalah danau yang sangat luas, Sang Dampu Awang yang berlayar dengan kapalnya tiba-tiba terdampar, lama kelamaan air danau mongering, kawasan ini berubah menjadi hutan dan perahu dampu awang membentuk sebuah gundukan tanah.
Gundukan tanah dari puing-puing perahu inilah yang saat ini dikenal dengan sebutan gunung perahu, Dampu Awang sendiri yang sudah menetap dan menjadi penduduk pegunungan Kendeng setelah meninggal dunia, jasadnya disemayamkan di lokasi sakral tersebut. Terlepas percaya atau tidak dengan ritual masyarakat pegunungan Kendeng dalam kenyataannya, tradisi ini begitu melekat dan sudah menjadi bagian dari cara hidup warga Desa Bajang yang tinggal jauh di tengah hutan wilayah pegunungan Kendeng..
Sumber : Anjukzone

Share

Like

G+

Tweet

Tweet
0 Komentar untuk "Tradisi Mengarak Dua Waranggana (Legenda Gunung Perahu – Ngluyu)"

Add Comments

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Week

  • Satpol PP Siaga 24 Jam, Paska penertiban PKL di alun-alun Nganjuk
    Satpol PP Siaga 24 Jam, Paska penertiban PKL di alun-alun Nganjuk
    NGANJUK – Sejak kemarin, Alun-Alun Nganjuk bersih dari pedagang kaki lima (PKL). Ratusan PKL yang biasanya mengelilingi ruang publik di pus...
  • Pembangunan Bendungan Semantok, Pemkab Nganjuk Tak Perlu Ganti Hutan
    Pembangunan Bendungan Semantok, Pemkab Nganjuk Tak Perlu Ganti Hutan
    Pembangunan Bendungan Semantok NGANJUK - Pemkab tak perlu repot-repot lagi mencarikan lahan sebagai pengganti area hutan PT Perhutani yang ...
  • MIN Kedungombo Sukses Raih Juara Umum
    MIN Kedungombo Sukses Raih Juara Umum
    TANJUNGANOM – Siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kedungombo kembali menorehkan prestasi gemilang. Dalam lomba yang diselenggara...
  • Dinsosnakertrans Nganjuk Bakal Cek Ulang Pabrik
    Dinsosnakertrans Nganjuk Bakal Cek Ulang Pabrik
    Kasus kedatangan rombongan pekerja Tiongkok untuk proyek tol di Nganjuk, menjadi pelajaran penting bagi pihak Dinas Sosial, Tenaga Kerja d...
  • Jembatan Kelutan, Pemeliharannya masih jadi tanggungan PT Brahmakerta Adiwira
    Jembatan Kelutan, Pemeliharannya masih jadi tanggungan PT Brahmakerta Adiwira
    NGANJUK-Pemeliharaan Jembatan Kelutan tak langsung menjadi tanggungan Pemkab Nganjuk. Setidaknya, dalam waktu enam bulan ke depan setelah...
  • e-ktp tidak perlu lagi diperpanjang, meski sudah habis masa berlakunya
    e-ktp tidak perlu lagi diperpanjang, meski sudah habis masa berlakunya
    NGANJUK- Kartu tanda penduduk elektronik(E-KTP)-nya belum tercantum keterangan berlaku seumur hidup tak perlu khawatir. Sebab, Kementerian...
  • 8 Makanan Khas Nganjuk Yang Terkenal
    8 Makanan Khas Nganjuk Yang Terkenal
    Pernahkah anda bepergian ke Nganjuk? Nah kali ini kita akan membahas makanan khas yang ada di nganjuk, Nganjuk sendiri adalah sebuah kabup...
  • Sepak Bola Muda Indonesia Nganjuk, Resmi Bentuk Nganjuk Sportivo 2015
    Sepak Bola Muda Indonesia Nganjuk, Resmi Bentuk Nganjuk Sportivo 2015
    Setelah sebelumnya menggelar liga internal untuk menjaring pemain berbakat, kali ini akademi sepak bola Indonesia Muda (IM) menelurkan tim ...
  • Bekuk Wanita Pelaku Penggelapan Mobil
    Bekuk Wanita Pelaku Penggelapan Mobil
    TANJUNGANOM – Kunti Nuraini alias Siti Fatima, 39, seorang ibu rumah tangga asal Desa Cepoko, Kecamatan Berbek, sungguh nekat. Perempuan ya...
  • Petani Prambon Tewas Tersambar Petir
    Petani Prambon Tewas Tersambar Petir
    PRAMBON –Imam Syafi’i, 45, urung memanen tanaman padinya yang mulai menguning. Petani asal Dusun Sugihwaras Suko, Desa Sugihwaras, Kecamata...

Labels

Artikel Nganjuk Wisata Nganjuk

Blog Archive

  • ►  2016 (125)
    • ►  February (115)
    • ►  January (10)
  • ►  2015 (33)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (14)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2014 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  July (2)
  • ▼  2013 (9)
    • ►  August (1)
    • ▼  July (8)
      • Tujuh Kades Baru Dilantik Bupati
      • Rekaman Ketua KPU Jatim Terima Rp 3 Miliar Dibeber...
      • PPK dan PPS Pilgub Se-Kabupaten Nganjuk Ancam Mogok
      • Skandal Korupsi Jembatan Karangsemi & Kedungdowo
      • Kejaksaan Periksa Asisten Pemerintahan Kabupaten N...
      • Jelang Ramadan, Satpol PP Nganjuk tangkap 10 PSK
      • Tradisi Mengarak Dua Waranggana (Legenda Gunung Pe...
      • kisah mbahGendhong Ngluyu
  • ►  2012 (10)
    • ►  October (7)
    • ►  September (1)
    • ►  July (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2008 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2007 (17)
    • ►  October (1)
    • ►  September (9)
    • ►  August (7)
Powered by Blogger.

Entri Populer

  • 8 Makanan Khas Nganjuk Yang Terkenal
    Pernahkah anda bepergian ke Nganjuk? Nah kali ini kita akan membahas makanan khas yang ada di nganjuk, Nganjuk sendiri adalah sebuah kabup...
  • Lowongan Kerja WOM Finace Cabang Nganjuk
    PT WOM finance, tbk Cabang Nganjuk Membuka kesempatan bagi anda/teman/saudara/dll untuk mengisi posisi: 1. Marketing Agent Officer Mobilku S...
  • Satpol PP Siaga 24 Jam, Paska penertiban PKL di alun-alun Nganjuk
    NGANJUK – Sejak kemarin, Alun-Alun Nganjuk bersih dari pedagang kaki lima (PKL). Ratusan PKL yang biasanya mengelilingi ruang publik di pus...

Kontak Kami

Name

Email *

Message *

© Ekseklusif Published By Kaizen Templates powered by Blogger.com.
All Right Reserved By .